SEARCH

DAFTAR HALAMAN

EMITEN : SEJARAH & PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Pengertian Emiten dan Asosiasi Emiten

Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum. Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasar tata cara yang diatur oleh undang – undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut go public.

Asosiasi Emiten Indonesia atau AEI adalah suatu organisasi nirlaba yang beranggotakan perusahaan publik atau emiten yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), dan atau bursa efek lainnya.

Sejarah Emiten

Sejarah Asosiasi Emiten Indonesia Pada akhir era 80-an, ketika Pasar Modal Indonesia mulai berkembang, otoritas serta praktisi pasar modal terus mengupayakan peningkatan kegiatan pasar modal. Bapepam yang saat itu berfungsi sebagai otoritas sekaligus pelaksana bursa efek, merupakan motor penggerak utama kehidupan pasar modal di Indonesia. Lembaga yang mengemban misi besar dalam mengembangkan pasar modal Indonesia ini dituntut membawa akselarasi pertumbuhan pasar modal.
Hal tersebut tentunya juga harus diimbangi oleh perusahaan public (emiten), sebagai salah satu komponen penting yang menggerakkan pasar modal. Sejalan dengan itu, maka Emiten harus terus dibina untuk menumbuhkan iklim pasar yang kondusif dan professional sehingga memberikan motivasi perusahaan swasta lain untuk masuk pasar modal.

Atas dasar pemikiran tersebut kemudian muncul keinginan sejumlah Emiten untuk mendirikan wadah organisasi bagi perusahaan Go Public. Gagasan pembentukan organisasi ini awalnya didorong oleh Ketua Bapepam yang saat itu dijabat oleh Bapak Marzuki Usman. Alasan pembentukan organisasi itu juga didorong oleh kenyataan bahwa Pasar Modal masih merupakan bidang baru, sehingga diperkirakan akan banyak masalah yang perlu dihadapi secara bersama-sama.

Maka pada tanggal 13 Desember 1988, Bapak Marzuki Usman memanggil enam perusahaan mewakili semua Emiten yang tercatat saat itu berjumlah 24 perusahaan. Mereka adalah: Bapak Ahmad Slamet (PT Semen Cibinong Tbk), Bapak Harsono E Soleh (PT Delta Jakarta Tbk), Ny. J. Muaya Siambaton (PT BBD-IBJ Leasing), danBapak JW Sudomo (PT Squibb Indonesia Tbk) Dalam pertemuan di Gedung Bapepam, Jalan Merdeka Selatan Jakarta, mereka sepakat untuk membentuk organisasi bernama Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Dengan Ketua Umum S. Supoyo (BPD Jawa Timur), Sekretaris Umum Kusyadi Kuyono (PT Sepatu Bata Tbk), Bendahara Umum R. Andi Suprianto (PT Squibb Indonesia Tbk).

Jumlah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan mengikuti kenaikan jumlah perusahaan Go Public yang tertacat di Bursa Efek, baik untuk saham maupun Obligasi.

Kesadaran anggota Asosiasi Emiten Indonesia cukup meningkat tajam. Hal ini dapat dilihat baik pada keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Pengurus AEI maupun pada kesediaan Anggota melaksanakan kewajibannya serta respon Anggota terhadap masalah-masalah yang menyangkut Pasar Modal.

Pertumbuhan emiten

Perkembangan jumlah emiten di Indonesia tergolong lambat dengan rata-rata pertumbuhan 4,9% per tahun pada periode 2004-2008. Pada 2007 jumlah emiten melonjak tajam hingga 18,6% menjadi 408 emiten dibanding sebelumnya hanya 344 emiten. Kenaikan jumlah emiten tersebut karena terjadi penambahan emiten cukup besar.
Pada 2008 jumlah emiten berkurang menjadi 396 perusahaan, ini berarti terjadi penurunan 2,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan adanya sejumlah emiten yang harus delisting dari lantai bursa sebab mengalami kerugian dalam operasionalnya.

Hingga semeter I - 2008 tercatat 16 perusahaan telah listing, enam perusahan sudah masuk pipeline (proses) dari target 30 emiten baru pada 2008, atau lebih tinggi dibanding 2007 sebanyak 22 perusahaan.

Namun sepanjang 2008 lalu sekitar 13 perusahaan terpaksa menunda IPO karena melihat kondisi bursa yang masih terpuruk akibat krisis. Calon emiten yang menunda IPO tersebut termasuk sejumlah BUMN yaitu PT Bank Tabungan Negara (BTN), PT Krakatau Steel, PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, PT Garuda Indonesia, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, IV, dan VII.

Dari sisi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), mi-salnya. Semula, BEI memasang target akan ada 30 emiten baru di lantai bursa pada 2008. Tapi, seiring dengan lesunya pasar, target diturunkan menjadi 25 emiten. Revisi target ini tidak lain dikarenakan banyaknya emiten yang menunda pelaksanaan pencatatan sahamnya lantaran goyah melihat kinerja pasar finansial yang memburuk. Meski demikian, hingga September 2008, jumlah perusahaan yang melantai di bursa naik menjadi 15 perusahaan dengan total nilai IPO Rp27,81 triliun.

Dengan emiten yang hanya berjumlah 396 perusahaan, BEI tergolong kecil dibanding jumlah emiten yang terdaftar di berbagai bursa regional. Menurut data World Federation of Exchange per Maret 2009, emiten bursa Malaysia tercatat mencapai 968 emiten, Singapura (765 emiten) dan Thailand (527 emiten).

Data Emiten dan Perusahaan Publik

Data mengenai seluruh Emiten dan Perusahaan Publik yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif dari Bapepam ditampilkan dari Sistem Database Emiten dan Perusahaan Publik (CoreSystem) yang tengah dikembangkan oleh Bapepam.

Adapun data dan informasi yang tercakup meliputi:
•Informasi umum (alamat, bidang usaha, no telpon/faksimili, corporate secretary, email)
•Data Pemegang Saham
•Komisaris dan Direksi
•Komite Audit
•Sejarah Emisi
•Pelaporan (Keterbukaan Informasi)
•RUPS

0 komentar:

Posting Komentar